Perhatian dari sambal terong seribu rupiah

    Kemarin, ku lihat seorang nenek yang begitu semangat dalam menjalani hidup. Sebenarnya sudah lama aku memperhatikan nenek tersebut. Dalam kesehariannya, beliau tak kenal lelah mencari sesuap nasi. Dengan cara yang halal tentunya. Dari menitipkan tahu bacem, sampai mencari sesuatu di sekitarnya untuk dijual nenek. Biasanya kayu atau kardus–kardus yang berserakan di jalan beliau ambil dan selanjutnya dijual. Walaupun susah, sepertinya meminta–minta adalah pantang beliau lakukan. Inilah figure yang sedang aku amati. Sederhana memang. Tapi bisa aku jadikan untuk pelajaran hidup. Senyumnya yang indah, yang tanpa dibuat–buat, selalu menghiasi wajah beliau. Sepertinya tak ada beban dalam hidupnya. Bahkan setiap kami bertemu, ada saja kelucuan–kelucuan yang nenek buat. Kadang nenek juga mengeluh dengan keadaannya, anak–anaknya tak lagi memperhatikan nenek. Sampai nenek harus mencari makan sendiri. Tapi kesedihan itu tak berlangsung lama. Setelah bercerita, nenek pasti kembali tertawa. Nenek pernah berpesan, agar kelak aku tak seperti anak–anaknya. Nenek berpesan agar aku selalu menjaga dan menyayangi orang tuaku. Pernah sekali aku dipeluk nenek. Akupun tak menyangka. Hanya gara-gara sambal terong seribu rupiah, aku dipeluknya. Begitu banyak ucapan terima kasih yang beliau limpahkan padaku. Sepertinya bukan karena sambal terong seribu rupiahlah yang membuat nenek memelukku, tapi nenek sepertinya tengah haus perhatian. Perhatianlah yang sebenarnya sedang nenek rindukan. Nenek sesepuh beliau, seharusnya mendapat perhatian lebih dari anak dan cucu-cucunya. Tak usah muluk-muluk. Hanya dengan sambal terong seribu rupiah, nenek sudah merasa senang kok. Aku malah jadi teringat nenekku. Mungkin nenekku juga merasa kesepian seperti itu. Dari kecil, nenekku selalu bersamaku. Tapi sekarang, aku harus meninggalkan nenek demi meraih impianku. Aku janji, setelah aku meraih impian, aku tak akan membiarkan nenekku dalam kesendirian. Dengan syarat, nenekku harus janji untuk menungguku sampai aku bisa menggenggam impian ditanganku. Dan kelak akan bersama-sama untuk melihat kesuksesanku. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar